Puluhan elemen masyarakat pun berduyun-duyun memadati Pura Dalem Desa Adat Galiran, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan mereka yang lanjut usia sangat antusias menyaksikan pementasan Calonarang itu.
Pengeliman Desa Adat yang juga sebagai Ketua Panitia, Ketut Jengistan mengatakan pelaksanaan calonarang ini menjadi obat atas kerinduan yang mendalam bagi masyarakat Desa Adat Galiran, akan tradisi yang sudah puluhan tahun tak digelar.
Lebih lanjut, ia berharap ritual ini dapat menjadi momentum bagi krama Bali untuk selalu menjaga dan melestarikan seni dan budaya. Diharapkan pula, terselenggaranya ritual ini dapat memberikan kemakmuran bagi umat Hindu Sedharma di Desa Adat Galiran khususnya dan di Bali pada umumnya.
“Jadi ini memang satu kerinduan kami di desa adat. Ritual Calonarang ini baru pertama, semoga ini menjadi suatu ritual secara skala dan niskala untuk tetap menjaga adat Bali. Semoga beliau memberikan keselamatan bagi kami dan umat lainnya,” harapnya.
Sementara itu Ketua LSM Bli Braya Dr.Sukawati Lanang Putra Perbawa,SH,M.HUM mengatakan pementasan ini sebagai wujud penghormatan kepada Ida Bhatari Durga yang kemudian di aktualisasikan dalam bentuk seni pecalonarangan. Dikatakan pula, dalam pelaksanaannya, pihaknya berkolaborasi dengan sejumlah seniman muda dari Buleleng, Denpasar, dan Gianyar.
“Tujuannya adalah menghormati Ida Bhatari Durga, bagaimana masyarakat mencintai agamanya melalui seni dan adat budaya yang sudah dijalankan. Hampir semua yang menjadi Pregina ini anak-anak muda,” ujarnya.(Red)